Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan hubungan antara masalah tidur dan Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD) pada orang dewasa. ADHD merupakan gangguan neurobiologis yang biasanya terjadi pada masa kanak-kanak, namun juga dapat berlanjut hingga usia dewasa.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari Universitas California, San Francisco, yang menganalisis data dari lebih dari 14.000 orang dewasa yang mengalami masalah tidur dan ADHD. Mereka menemukan bahwa orang dewasa yang mengalami masalah tidur memiliki kemungkinan dua kali lebih besar untuk mengalami ADHD daripada orang dewasa yang tidurnya normal.
Masalah tidur yang sering terjadi pada orang dewasa dengan ADHD antara lain sulit tidur, sering terbangun di tengah malam, dan merasa tidak segar setelah bangun tidur. Hal ini dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang, karena kurangnya tidur dapat menyebabkan gangguan konsentrasi, kelelahan, dan penurunan produktivitas.
Peneliti juga menemukan bahwa orang dewasa dengan ADHD yang mengalami masalah tidur cenderung memiliki gejala ADHD yang lebih parah daripada orang dewasa dengan ADHD yang tidur dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa masalah tidur dapat menjadi faktor yang memperburuk gejala ADHD pada orang dewasa.
Meskipun hubungan antara masalah tidur dan ADHD pada orang dewasa telah terungkap, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanisme yang menyebabkan kedua kondisi ini terkait. Namun demikian, penting bagi orang dewasa yang mengalami masalah tidur dan gejala ADHD untuk segera berkonsultasi dengan ahli kesehatan untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Dengan demikian, diharapkan hasil studi ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya tidur yang cukup dan berkualitas bagi kesehatan mental dan fisik, terutama bagi orang dewasa yang mengalami ADHD. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif dalam penanganan ADHD pada orang dewasa di masa depan.